Friday, 3 January 2014

Solat Sunat Witir


www.majalah-alkisah.com
Solat Witir merupakan solat sun­at 
yang sangat ditekankan. Waktunya 
adalah  setelah melakukan shalat
 Isya sampai terbit  fajar, yakni saat 
datang waktu shalat Subuh. Ketika
 telah  terbit fajar, berakhirlah waktu 
shalat Witir. Jika seseorang  
melakukan shalat Isya dengan jamak 
taqdim di waktu maghrib, misalnya
 karena sedang dalam perjalanan, 
ia su­dah boleh melakukan shalat Witir 
setelah melakukan shalat Isya walaupun 
waktu shalat Isya belum masuk.
Mengenai kesunnahan shalat Witir, 
dalam hadits dikatakan, “Witir itu haq 
atas setiap muslim.” Artinya, shalat 
Witir itu kuat kesunnahannya, dengan
 kata lain sangat ditekankan untuk 
dilakukan .” Dan ia lebih utama daripada
 semua sha­lat  sunnah rawatib.
Sekurang-kurangnya shalat Witir itu
 satu rakaat. Tetapi Al-Imam An-Nawawi 
dalam kitab Al-Majmu‘ mengatakan,  “Se­kurang-kurangnya kesempurnaan shalat Witir itu
 tiga  rakaat, dan yang lebih sem­purna  lagi lima rakaat, lalu tujuh  rakaat, lalu sembilan rakaat.” 
Maka jika menger­jakannya  tiga rakaat, itu lebih utama dari­pada satu rakaat, jika lima  rakaat
 lebih utama dari tiga rakaat, dan seterusnya. Sedangkan sebanyak-banyaknya adalah sebelas 
rakaat.  Tidak boleh lebih dari se­belas rakaat. Namun jika ia menambah­kan dengan shalat-
shalat  lain, tidak apa-apa, meskipun telah melakukan shalat Witir sebelas rakaat.
Dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri di­sebutkan, “Dan disunnahkan menjadi­kan Witir sebagai 
shalat malam yang ter­akhir, karena terdapat hadits shahih yang menyebutkan, ‘Jadikanlah
 akhir sha­latmu di waktu malam adalah shalat Witir.’ Maka jika seseorang memiliki 
ke­biasaan bertahajjud, shalat Witir dapat ditunda sampai ia bertahajjud. Jika telah
 melakukan shalat Witir kemudian berta­hajjud, tidaklah sunnah baginya mengu­langi 
Witir, bahkan tidak sah, karena ter­dapat hadits yang menyatakan, ‘Tidak ada dua 
Witir dalam satu malam.’
Dan melakukan shalat Witir di akhir malam itu lebih utama, yaitu bagi orang yang 
yakin dapat bangun di akhir malam. Sedangkan orang yang tidak yakin dapat bangun 
di akhir malam, hendaklah me­lakukan Witir di awal malam, sebelum ti­dur. Dan barang 
siapa berharap dapat bangun malam di akhirnya, hendaklah ber­witir di akhir malam. 
Karena sesung­guhnya shalat malam itu dipersaksikan oleh malaikat. Jika Witir itu 
dilakukan se­sudah tidur, shalat itu menjadi Witir dan Tahajjud sekaligus.”
Dalam kitab Fathul Mu‘in dikatakan, “Ada dikatakan orang (pendapat yang tidak kuat) 
bahwa yang utama adalah melakukan shalat Witir sebelum tidur secara mutlak, kemudian
 bangun malam dan melakukan shalat Tahajjud, berda­sarkan ucapan Abu Hurairah,
 “Rasulullah SAW memerintahkan aku melakukan sha­lat Witir sebelum tidur.” Maksud
 “se­cara mutlak” dalam perkataan pengarang Fathul Mu‘in di atas adalah baik bagi 
orang yang yakin dapat bangun di akhir malam untuk melakukan shalat Witir mau­pun 
bagi orang yang tidak 
yakin da­pat bangun malam.
Mengenai surah-surah yang dibaca, dalam kitab Fathul Mu‘in juga dikatakan, “Jika 
seseorang melakukan  shalat Witir tiga rakaat, disunnahkan baginya di ra­kaat pertama
 (setelah Al-Fatihah) mem­baca surah Al-A‘la, di rakaat kedua mem­baca surah Al-Kafirun, 
dan di rakaat ke­tiga membaca surah Al-Ikhlash dan Al-Mu‘awwidzatain 
(Al-Falaq dan An-Nas).”

No comments: