Wednesday 16 April 2014

Suburkanlah Keimanan Dalam Rumahtangga

Medan Mengingati Allah

Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda:

"Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang tidak ada dzikrullah di dalamnya adalah(laksana) perumpamaan antara yang hidup dengan yang mati".
Hadits riwayat Muslim dan Abu Musa 1/539, cet. Abdul Baqi

Oleh itu rumah harus dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai zikir, baik itu zikir dalamhati mahupun dengan lisan, solat, atau membaca selawat dan Al-Qur'an, atau mempelajari ilmu-ilmu agama,atau membaca buku-buku lain yang bermanfaat.

Saat ini betapa banyak rumah-rumah umat Islam yang mati karena tidak ada zikrullah di dalamnya,sebagaimana disebutkan oleh hadis di atas. Dan apatah lagi yang menjadi dendangan di dalam rumahitu adalah syair-syair dan lagu-lagu yang melalaikan, mengumpat, mencela dan mengadu domba?

Apatah lagi jika rumah-rumah itu penuh dengan kemaksiatan dari kemungkaran, seperti ikhtilat (percampuran bukan muhrim tanpa batasan) yang diharamkan, tabarruj (pamer kecantikan dan perhiasan) di antara kerabat yang bukanmahram atau kepada tetangga yang masuk ke rumah?

Bagaimana mungkin malaikat akan masuk ke dalam rumah dengan keadaan seperti itu? Karena itu hidupkanlahrumah kita dengan zikrullah! Mudah-mudahan Allah merahmati rumahtangga kita.

Tempat Ibadah

Maksudnya, menjadikan rumah sebagai tempat beribadah.
Allah berfirman:
"Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesiruntuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu sebagai kiblat dan dirikanlahsolat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman". (Yunus: 87).

Ibnu Abbas berkata: "Maksud disuruh menjadikan rumah-rumah mereka sebagai kiblat iaitu merekadiperintahkan menjadikan rumah-rumah itu sebagai masjid-masjid (tempat beribadah)".

Ibnu Katsir berkata: "Hal ini seakan-akan - Wallahu a'lam - ketika siksaan dan tekanan Fir'aun beserta kaumnyasemakin menjadi-jadi atas mereka, maka mereka disuruh untuk memperbanyak solat sebagaimana firman AllahTa'ala :
"Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu".(Al-Baqarah: 153).

Dalam hadits:

"Apabila Rasulullah solallahu alaihi wasalam menghadapi suatu kesulitan, maka beliau melakukan solat". TafsirIbnu Katsir, 4/224.

Hal ini menegaskan betapa pentingnya ibadah di dalam rumah-rumah,terutama dalam waktu-waktu lemah dantertindas, demikian pula dalam beberapa kesempatan manakala umat Islam tidak mampu menampakkan solat mereka di hadapan orang-orang kafir. Dalam hal ini kita juga perlu mengenang kembali mihrab Maryam, yaknitempat peribadatan beliau, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta'ala:

"Setiap kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab ia dapati makanan di sisinya". (Ali lmran : 37)

Para sahabat juga amat memperhatikan masalah solat di dalam rumah mereka selain solat fardhu. Sebuahkisah di bawah ini menarik sebagai pengajaran bagi kita :

"Dari Mahmud bin Ar-Rabi' Al-Anshari, bahwasanya Itban bin Malik - dia adalah salah seorang Sahabat RasulullahShallallahu alaihi wasalam yang ikut serta dalam perang Badar, dari kaum Anshar - ia datang kepada RasulullahShallallahu alaihi wasalam lalu berkata: "Wahai Rasulullah!, pandanganku telah menipu tapi aku tetap shalatbersama kaumku, apabila turun hujan, mengalirlah air di lembah (yang memisahkan) antara aku dengan merekasehingga aku (tak) bisa datang ke masjid mereka dan solat bersama-sama, aku sangat ingin wahai Rasulullah,jika engkau datang kepadaku dan solat di dalam rumahku sehingga aku menjadikannya sebagai musolla (tempat shalat)". Ia berkata: "Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda kepadanya: "Akan akulakukan Insya Allah"." Itban berkata: "Maka berangkatlah Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam dan Abu Bakarketika siang (yang panas terik), maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam meminta izin, lalu aku mengizinkankepada beliau, beliau tidak duduk sebelum masuk ke dalam rumah lalu beliau berkata: "Di bagian mana engkausuka aku melakukan solat dalam rumahmu?" . "Ia berkata: "Maka aku tunjukkan kepada beliau suatu arah darirumahku, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam berdiri kemudian bertakbir, lalu kami semua berdirimembentuk barisan, dan Nabi Shallallahu alaihi wasalam solat dua rakaat kemudian salam".

Dalam memetik pelajaran dari hadits di atas, Ibnu Hajar berkata: "Di situ merupakan pelajaran, agar kitamenggunakan tempat tertentu untuk melakukan solat dalam rumah. Adapun larangan untuk menjadikan tempattertentu dalam masjid sebagaimana dalam hadits Abu Daud, itu jika ia lakukan untuk riya' atau yang sejenisnya.Menjadikan tempat tertentu dalam rumah untuk solat bukan berarti menjadikan tempat tersebut sebagai wakaf- tidak berlaku padanya hukum wakaf - meski secara umum dikategorikan dengan nama masjid.

Wallahu a'lam




No comments: