Saturday, 26 September 2015

Mengapa syiah dibenarkan masuk mekah dan madinah

PERTAMA, sebaik-baik jawaban ialah Wallahu a’lam. Hanya Allah yang Tahu sebenar-benar alasan di balik kebijakan Pemerintah Saudi memberikan tempat bagi kaum Syiah untuk ziarah ke Makkah dan Madinah.

KEDUA, dalam sekte Syiah terdapat banyak golongan-golongan. Di antara mereka ada yang lebih dekat ke golongan Ahlus Sunnah (yaitu Syiah Zaidiyyah), ada yang moderat kesesatannya, dan ada yang ekstrim (seperti Imamiyyah dan Ismailiyyah). Terhadap kaum Syiah ekstrim ini, rata-rata para ulama tidak mengakui keislaman mereka. Nah, dalam praktiknya, tidak mudah membedakan kelompok-kelompok tadi.

KETIGA, usia sekte Syiah sudah sangat tua. Hampir setua usia sejarah Islam itu sendiri. Tentu cara menghadapi sekte seperti ini berbeda dengan cara menghadapi Ahmadiyyah, aliran Lia Eden, dll. yang termasuk sekte-sekte baru. Bahkan Syiah sudah mempunyai sejarah sendiri, sebelum kekuasaan negeri Saudi dikuasai Dinasti Saud yang berpaham Salafiyyah. Jauh-jauh hari sebelum Dinasti Ibnu Saud berdiri, kaum Syiah sudah masuk Makkah-Madinah. Ibnu Hajar Al Haitsami penyusun kitab As Shawaiq Al Muhriqah, beliau menulis kitab itu dalam rangka memperingatkan bahaya sekte Syiah yang di masanya banyak muncul di Kota Makkah. Padahal kitab ini termasuk kitab turats klasik, sudah ada jauh sebelum era Dinasti Saud.

KEEMPAT, kalau melihat identitas kaum Syiah yang datang ke Makkah atau Madinah, ya rata-rata tertulis “agama Islam”. Negara Iran saja mengklaim sebagai Jumhuriyyah Al Islamiyyah(Republik Islam). Revolusi mereka disebutRevolusi Islam (Al Tsaurah Al Islamiyyah). Data seperti ini tentu sangat menyulitkan untuk memastikan jenis sekte mereka. Lha wong, semuanya disebut “Islam” atau “Muslim”.

KELIMA, kebanyakan kaum Syiah yang datang ke Makkah atau Madinah, mereka orang awam. Artinya, kesyiahan mereka umumnya hanya ikut-ikutan, karena tradisi, atau karena desakan lingkungan. Orang seperti ini berbeda dengan tokoh-tokoh Syiah ekstrem yang memang sudah dianggap murtad dari jalan Islam. Tanda kalau mereka orang awam yaitu kemauan mereka untuk datang ke Tanah Suci Makkah-Madinah itu sendiri. Kalau mereka Syiah ekstrim, tak akan mau datang ke Tanah Suci Ahlus Sunnah. Mereka sudah punya “tanah suci” sendiri yaitu: Karbala’, Najaf, dan Qum. Perlakuan terhadap kaum Syiah awam tentu harus berbeda dengan perlakuan kepada kalangan ekstrim mereka.

KEENAM, orang-orang Syiah yang datang ke Tanah Suci Makkah-Madinah sangat diharapkan akan mengambil banyak-banyak pelajaran dari kehidupan kaum Muslimin di Makkah-Madinah. Bila mereka tertarik, terkesan, atau bahkan terpikat; mudah-mudahan mau bertaubat dari agamanya, dan kembali ke jalan lurus, agama Islam Ahlus Sunnah.

KETUJUH, hadirnya ribuan kaum Syiah di Tanah Suci Makkah-Madinah, hal tersebut adalah BUKTI BESAR betapa ajaran Islam (Ahlus Sunnah) sesuai dengan fitrah manusia. Meskipun para ulama dan kaum penyesat Syiah sudah bekerja keras sejak ribuan tahun lalu, untuk membuat-buat agama baru yang berbeda dengan ajaran Islam Ahlus Sunnah; tetap saja fitrah mereka tidak bisa dipungkiri, bahwa hati-hati mereka terikat dengan Tanah Suci kaum Muslimin (Makkah-Madinah), bukan Karbala, Najaf, dan Qum.

KEDELAPAN, kaum Syiah di negerinya sangat biasa memuja kubur, menyembah kubur, tawaf mengelilingi kuburan, meminta tolong kepada ahli kubur, berkorban untuk penghuni kubur, dll. Kalau mereka datang ke Makkah-Madinah, maka praktik “ibadah kubur” itu tidak ada disana. Harapannya, mereka bisa belajar untuk meninggalkan ibadah kubur, kalau nanti mereka sudah kembali ke negerinya. Insya Allah.

KESEMBILAN, pertanyaan di atas sebenarnya lebih layak diajukan ke kaum Syiah sendiri, bukan ke Ahlus Sunnah. Mestinya kaum Syiah jangan bertanya, “Mengapa orang Syiah masih boleh ke Makkah-Madinah?” Mestinya pertanyaan ini diubah dan diajukan ke diri mereka sendiri, “Kalau Anda benar-benar Syiah, mengapa masih datang ke Makkah dan Madinah? Bukankah Anda sudah mempunyai ‘kota suci’ sendiri?”

Demikian sebagian jawaban yang bisa diberikan. Semoga bermanfaat. Pesan spesial dari saya, kalau nanti Prof. Dr. Umar Shihab, atau Prof. Dr. Quraish Shihab (dua tokoh ini saudara kandung, kakak-beradik; bersaudara juga dengan Alwi Shihab, Mantan Menlu di era Abdurrahman Wahid), beralasan dengan alasan tersebut di atas; mohon ada yang meluruskannya. Supaya beliau tidak banyak membuang-buang kalam, tanpa guna.

Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.

(M Fachry/arrahmah.com)

Wednesday, 23 September 2015

Menyambut hari raya seperti salafu al soleh

Sunnah ketika 'eidul adha

1-Bersuci dengan mandi untuk hari raya, berdasarkan riwayat dari Nafi’ bahwa Abdullah Bin Umar mandi di hari raya ‘Idul Fitri sebelum berangkat ke Musalla (tanah lapang untuk solat) (HR. Imam Malik)

2-Tidak makan di hari raya ‘Idul Adha sebelum selesai solat, hal ini berdasarkan hadits dari Buraidah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari raya Idul Adha tidak makan sampai kembali, lalu makan dari sembelihan kurbannya. (HR. Tirmidzi)

3-Berhias dan mempercantik diri dengan memakai pakaian yang terbaik yang ada serta memakai minyak wangi dan bersiwak, sebagaimana Ibnul Qayyim di dalam Zaadul Ma’ad (I/441) menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammemiliki Hullas (sebuah jenis pakaian khusus) untuk berhari raya.namun haram bagi wanita untuk mengunakan wangian berlebihan,dan tabarruj

4-Disunnahkan berangkat dengan berjalan kaki, tenang dan santai ke Musolla (tanah lapang), dan pulang jalan yang lain-Ibnul Qayyim di dalam Zaadul Ma’ad ( I/449) berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dengan berjalan kaki dan keluar melalui jalan yang berbeza pada hari raya.” (Riwayat Al-Firyabi dengan sanad shahih lihat Irwaul Gholil, 2/104)

5-Untuk yang berkorban diingatkan supaya tidak Memotong kuku,misai,rambut dan segala bulu sehingga selesai binatang korban kita dikorbankan

6-Bilakah mula bertakbir

Mulailah Bertakbir Selepas Solat Subuh di Hari Arafah Menurut pendapat yang kuat sebagaimana yang dipilih An Nawawi bahwa bertakbir ketika Idul Adha dimulai sejak : setelah solat subuh pada hari Arafah (9 Dzulhijah) hingga solat Asar pada akhir hari tasyriq (13 Dzulhijah).Setelah itu takbir tersebut selesai.

Bagaimana Bacaan Takbirnya? An Nawawi mengatakan bahwa boleh dengan membaca ALLAHU AKBAR, 3 kali berturut-turut. Dan ini boleh diucapkan berulang kali mengikut kemahuan kita..

أ‌- اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ
ب‌- اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، واللَّهُ أَكْبَرُ ِ اللَّهُ أَكْبَرُ  وللهِ الْحَمْد

Tuesday, 22 September 2015

Mari mengenal hadis

Mutawatir lafzi

Monday, 21 September 2015

Mari mengenal hadis

Antara hadis-hadis yang tidak sohih berlegar sekitar kita.

1) Hadis Kelebihan Memotong Kuku Pada Hari Tertentu

Kata Ibn al-Jauzi:

هذا حديث موضوع على رسول الله صلى الله عليه وسلم، وهو من أفبح الموضوعات

Maksudnya: Hadis ini palsu ke atas Nabi sallallah alaih wasallam. Dan ia antara seburuk-buruk hadis palsu.

(Rujuk: Kitab al-Maudhu'at, jld. 3, hlm. 53)

Ada banyak hadis mengenai memotong kuku pada hari tertentu tetapi semua riwayat nya dikritik ulamak hadis.

2) Hadis Syaitan Menangis Jika Pemuda Kahwin Awal

Jalur ini palsu kerana Khalid bin Ismail adalah pendusta. Berikut komentar ulama hadis terhadap beliau:

i. Kata Ibn Hibban: Tidak boleh berhujah dengan hadisnya dalam apa-apa keadaan.
ii. Kata al-Daraqutni: Perawi yang ditinggalkan
iii. Kata Ibn Adiy: beliau memalsukan hadis dan menyandarkannya kepada perawi tsiqat. 
iv. al-Zahabi menyimpulkan beliau sebagai pendusta.

[Rujuk: al-Kamil, jld. 3, hlm. 43, Mizan al-I'tidal, jld. 1, hlm. 627, Lisan al-Mizan, jld. 7, hlm. 121]

3) Rasulullah dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan

Komentar terhadap hadis:

Hadis ini tidak mencapai kepada darjat sahih kerana terdapat perawi hadis yg bernama Sufyan bin Muhammad al-Massisi. Berikut komentar jaguh-jaguh hadis terhadap kedudukan beliau dalam periwayatan hadis:

i. Kata Ibn Hibban: Tidak halal berhujah dengan hadis riwayatnya.
(Rujuk: Kitab al-Majruhin, jld. 1, hlm. 395, al-Ilal al-Mutanahiah, jld. 1, hlm. 171)
ii. Kata Ibn Adiyy: Dia seorang pencuri hadis, melakukan taswiah (menggugurkan perawi lemah) dalam sanad hadis dan sebahagian hadis riwayatnya palsu.

(Rujuk: al-Kamil fi al-Dhu'afa', jld. 3, hlm. 419)

Oleh sebab itu, Ibn al-Qayyim berpandangan bahawa Nabi saw dikhitankan sama sahaja seperti bayi-bayi arab yang lain. Maka tiada riwayat yang sahih dalam isu in

(Rujuk: Zad al-M'aad, jld. 1, hlm. 80)

4) Malaikat Datang Kepada Manusia 70 Kali Sehari

Hadis palsu yang sebahagian penceramah selalu baca. Ia adalah riwayat Abu Hudbah Ibrahim bin Hudbah al-Farisi. Berikut komentar ulama hadis terhadapnya:

1. Kata Abu Hatim: pendusta
2. Kata Yahya bin Ma'ien: pendusta yang jijik.
3. Kata Ahmad bin Hanbal: tiada apa-apa (nilai). Sering meriwayatkan hadis-hadis munkar.
4. Kata al-zahabi: pendusta

5) Jangan Pukul Anak Anak Yang Menangis Dalam Masa Setahun

Hadis itu menyatakan janganlah pukul anak anak dalam masa setahun kerana 4 bulan pertama kelahiran dia ialah bersyahadat laailaahha illallah manakala 4 bulan kedua dia akan berselawat kepada nabi dan 4 bulan seterusnya akan mendoakan kedua orang tuanya

Berikut komentar ulama hadis:

- Kata Ibn Hajar: ia palsu tanpa keraguan
(Rujuk: Lisan al-Mizan, cet: muassasah al-A'lami, jld. 4, hlm. 191)
- Kata Ibn Iraq al-Kinani: ya ia dinisbahkan kepada penipuan dan dusta.

(Rujuk: Tanzih al-Syariah al-Marfuah, cet: Dar al-Kutub al-'Ilmiah, jld. 1, hlm. 171)

6) Amalan Tidak Diterima Selama 40 Hari Jika Bercakap Perkara Dunia Dalam Masjid

Komentar Ulamak Hadis :

Dihukum palsu oleh Al Saghani dalam Kitab Al Madhuat dan Mulla Ali Al Qarri